Pages

SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI< SEMOGA TULISAN INI BERMANFAAT BAGI ANDA

Tuesday 6 May 2014

PENTINGNYA SIFAT SABAR, TAWADHU & WARA BAGI PENDIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN


PENDAHULUAN
Abstrak, Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan, sikap dan sifat yang saling berbeda yaitu ada yang baik dan buruk,dalam kehidupan ini tentu manusia harus memiliki sikap dan sifat yang baik dan menjauhi yang buruk agar terciptanya ketenangan dan ketentraman bagi diri sendiri dan orang lain,dalam pandangan islam sifat  yang baik atau akhlak yang mulia salah satu contohnya seperti sabar,tawadhu dan wara,sifat tersebut sangat penting bagi manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan sangat penting pula dipraktekan dalam bidang profesi yang dijalani contohnya seperti pendidik, pendidik adalah seorang panutan bagi para peserta didik,maka dari itu disini akan dibahas tentang betapa pentingnya sifat sabar,tawadhu dan wara bagi seorang pendidik dalam proses pembelajaran.
Agar materi ini tidak keluar dari pokok pembahasannya, maka materi ini dibatasi sesuai dengan rumusan masalah sebagai berikut; 1). Apa yang dimaksud dengan sabar ,tawadhu dan wara?. 2). Siapakah pendidik?apa kaitannya dengan sifat sabar,tawadhu dan wara? 3). Seberapa pentingkah sifat sabar,tawadhu,dan wara bagi seorang pendidik dalam proses pembelajaran ?

Tujuan penulisan
Penulisan pentingnya sifat sabar tawadhu dan wara bagi seorang pendidik dalam proses pembelajaran ini bertujuan agar para pendidik mengerti betul bagaimana seharusnya menjadi seorang pendidik yang sejati .tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi memberikan contoh kepada para peserta didik dengan akhlak yang mulia seperti sabar,tawadhu ,dan wara,.semua ini semata mata bertujuan untuk menciptakan keharmonisan di dalam proses belajar mengajar serta mencerdaskan bangsa tidak hanya berfikir tetapi juga cerdas hati.

Manfaat penulisan
Dengan penulisan diharapkan dapat bermanfaat menghindari pendidik dari hal yang negatif dan lubang dosa, serta menjadikan peserta didik memiliki akhlak yang mulia juga seperti pendidik nya.dan menuju kedewasaan dengan sempurna dalam proses pembelajaran.


PEMBAHASAN MATERI

SABAR
Sabar berasal dari bahasa arab yaitu ‘shabr’. Sabar secara etimologi berarti tabah hati. Dalam Mu’jam Maqayis al-Lughah disebutkan bahwa kata sabar memiliki tiga arti yaitu menahan, sesuatu yang paling tinggi dan jenis bebatuan.Sabar menurut terminologi adalah menahan jiwa dari segala apa tidak disukai baik itu berupa kesenangan dan larangan untuk mendapatkan ridha Allah. Dalam perspektif tasawuf sabar berarti menjaga, menjaga adab pada musibah yang menimpanya, selalu tabah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya serta tabah menghadapi segala peristiwa.Sabar merupakan kunci sukses orang beriman.Sabar itu seperdua dari iman karena iman terdiri dari dua bagian. Setengahnya adalah sabar dan setengahnya lagi syukur baik itu ketika bahagia maupun dalam keadaan susah. Makna sabar menurut ahli sufi pada dasarnya sama yaitu sikap menahan diri terhadap apa yang menimpanya.
Hendaklah engkau selalu sabar karena sabar adalah sendi dasar yang harus kau miliki selama kamu hidup di dunia ini ia pun mengandung akhlak yang muliadan keutamaan-keutamaan yang agung . Maha benar Allah dalam firmannya :
“ يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوااسْتَعِينُوابِالصَّبْرِوَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّاللَّهَمَعَالصَّابِرِينَ “
“hai orang orang yang beriman ,jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu,sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqarah:153)
Sabar itu sendiri terbagi atas 4 bagian :
-          Sabar mengerjakan ketaatan
Ketaatan secara batin dijalankan dengan ikhlas ,tulus hati dan khusyu .ketaatan secara nyata diwujudkan dengan kerutinan ,kerajinan, dan selalu berpijak pada syariat agama.
-          Sabar akan kemaksiatan
Nampak nyatanya ialah dengan menjauhi dan meninggalkan perbuatan-perbuatan itu sedangkan hasil lahiriah yang ia peroleh ialah kemampuan menghilangkan bisikan hati dan kecondongan padatnya,karena awal suatu dosa ialah bisikan hati.
-          Mengingat dosa dosa yang telah lalu
Mengingat ancaman siksa Allah di dunia dan akhirat .dan sabar dalam tidak mengulangi perbuatan dosa yang telah lalu
-          Sabar akan segala sesuatu yang tak diinginkan
Terbagi atas 2 macam bentuk kesabaran :
-          Sabar pada Sesuatu yang datangnya dari Allah tanpa perantara ,seperti penyakit,kemalangan, hilangnya harta benda ,meninggalnya orang mulia dari sanak keluarga dan sahabat.
-          Sabar akan sesuatu yang tak diinginkan datangnya dari sesama makhluk ,seperti diganggu jiwa, kehormatan dan hartanya ,kesempurnaan dalam menahan diri ini ialah dengan menahan diri dari sikap murka pada si pengganggu ,jika ia seorang muslim.
Sabar dapat diwujudkan dalam :
-          Sabar dalam menuntut Ilmu
-          Sabar dalam Mengamalkan Ilmu
-          Sabar dalam Berdakwah

TAWADHU
Tawadhu (rendah hati) adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah.Artinya janganlah kamu memandang dirimu berada diatas semua orang, atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu. Allah Ta’ala berfirman:
وَاخْفِضْجَنَاحَكَلِمَنِاتَّبَعَكَمِنَالْمُؤْمِنِينَ
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, dari kalangan orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu’ara`: 215)
Tawadhu’ dan rendah diri kepada kaum mukminin merupakan sifat terpuji yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Karenanya barangsiapa yang tawadhu niscaya Allah akan mengangkat kedudukannya di mata manusia di dunia dan di akhirat dalam surga. Karenanya tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sekecil apapun, karena akhirat beserta semua kenikmatannya hanya Allah peruntukkan bagi orang yang tidak tinggi hati dan orang yang tawadhu’ kepada-Nya.
Orang yang rendah hati akan mendapatkan kemuliaan dari Allah swt dan juga dari manusia disekitarnya. Sebaliknya orang yang takabur, sombong akan dibenci dan dijauhi serta dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan orang sombong tidak akan masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“ Tidak akan masuk surga orang yang terdapat dalam hatinya sifat takabur (sombong ) walau hanya seberat atom yang sangat halus sekalipun.” ( HR. Muslim )
Macam-macam Tawadhu  
Telah dibahas oleh para Ulama sifat tawadhu ini dalam karya-karya mereka baik dalam bentuk penggabungan dengan pembahasan yang lain atau ,menyendirikan pembahasanya. Diantara mereka ada yang membagi Tawadhu menjadi dua :
-          Tawadhu yang terpuji yaitu ke-tawadhu-an seseorang kepada Allah dan tidak mengangkat diri dihadapan hamba-hamba Allah.
-          Tawadhu yang dibenci yaitu tawadhu-nya seseorang kepada pemilik dunia karena menginginkan dunia yang ada disisinya.

WARA
Wara’adalah meninggalkan sesuatu yang meragukan atau meninggalkan segala subhat. Wara’adalah permulaan zuhud, seperti halnya merasa cukup dengan pemberian allah adalah permulaan rida. Wara’adalah patuh, taat kepada alloh, serta menjauhkan diri dari dosa maksiat dan subhat. Orang yang bersikap wara’adalah seseorang yang tidak mau memakan makanan yang belum diketahui secara pasti cara pembuatan dan bahan bakunya, padahal makanan itu disajikan kepadanya pada saat dia lapar dan tidak sedang berpuasa.
Barang siapa menghindari perkara syubhat,maka ia telah memurnikan agama dan kehormatannya.Dan barangsiapa jatuh dalam perkara syubhat ,maka ia telah jatuh di dalam keharaman’ (Al Hadis)
Orang yang bersikap wara’adalah seorang yang meninggalkan apa saja yang tidak bermanfaat bagi dirinya, walaupun menyenangkan secara jasmani dan sesuai dengan kehendak nafsunya. Nabi saw telah bersabda yang artinya sebagai berikut : ” Termasuk kebaikan islam seseorang dalam sikapnya yang meninggalkan apa yang tidak berguna baginya ”.
Tingkatan wara ada 3 derajat:
-          Menjauhi keburukan karena hendak menjaga diri, memperbanyak kebaikan dan menjaga iman.
-          Menjaga hukum dalam perkara-perkara yang mubah, mengekalkan, melepaskan diri dari kehinaan, dan menjaga diri agar tidak melam-paui batasan hokum
-          Menjauhi segala sesuatu yang mengajak kepada perceraian, bergan-tung kepada perpisahan dan yang menghalangi kebersamaan secara total
Menurut Imam Ghazali mengatakan bahwa wara’ itu pokok dari ibadah dan pokok dari wara’adalah teliti dalam segala hal.orang yang berhati-hati dalam melakukan hukum, menghindari barang subhat, takut mendekati haram dapat disebut wira’i. Adapun ciri-ciri seseorang wira’i antara lain adalah sebagai berikut; a). Tidak mudah berburuk sangka. b). Memelihara lisan tidak sampai menggunjing. c). Tidak meremehkan orang lain. d). Memelihara dari sesuatu yang mendekati haram e). Berbicara dengan benar. f). Mengingat nikmat allah supaya tidak sombong

Pengertian Pendidik, dan Keterkaitannya dengan Sifat Sabar,Tawadhu dan Wara
Pendidik bisa siapa saja yang bertanggung jawab kepada Tuhan atas tugasnya ,yakni mendewasakan peserta didik .mereka ini bisa guru,orang tua ,para tokoh masyarakat,para pemimpin, dan bahkan seluruh anggota masyarakat yang telah dewasa.dewasa disini yaitu dewasa secara fisik dan usia, dewasa secara hukum, dewasa secara budaya,dewasa secara ekonomi dan politik,dan dewasa secara mental ,pengetahuan,kecakapan,serta sikap/moral.
Seorang pendidik dalam mendidik peserta didiknya dapat diitampilkan dalam bentuk yang beragam salah satunya ‘pembelajaran’. Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.dalam proses ini yang diharapkan pada pendidik yaitu peserta didik dapat berkembang menjadi pribadi yang sempurna  dengan diberikan ilmu pengetahuan yang luas dengan diiringi kemampuan pada pendidik
Menjadi seorang pendidik harus dituntut memiliki 4 kompetensi/kemampuan, dan  salah satunya adalah kompetensi kepribadian dimana kompetensi kepribadian itu adalah seorang pendidik harus memiliki akhlak mulia, arif dan berwibawa, serta dapat menjadi suri tauladan bagi para peserta didik, disinilah sifat sabar tawadhu dan wara menjadi kaitannya bagi seorang pendidik karena sifat tersebut termasuk dalam kompetensi kepribadian yaitu akhlak mulia .kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik bagi peserta didik.

Pentingnya sifat sabar, tawadhu, wara bagi pendidik dalam proses pembelajaran
Bagi seorang pendidik personality pendidik sangat penting dan dipandang atau diperhatikan oleh peserta didik serta masyarakat luas ,dalam proses pembelajaran diharuskan adanya kepribadian yang baik agar melahirkan peserta didik yang baik pula karena pendidik adalah seorang panutan yang harus di contoh dan kepribadian seorang pendidik adalah cerminan peserta didik. Di dalam kepribadian yang baik itu sendiri terdiri atas sabar,tawadhu dan wara .
Sikap sabar dapat dimiliki apabila seorang pendidik telah memiliki stabilitas emosi (emotional stability) sebagai ciri kepribadian orang dewasa.pendidik yang emosinya stabil tidak akan mudah marah dan tidak akan tergesa-gesa (ceroboh) dalam segala tindakannya. Banyak kejadian dalam proses pembelajaran peserta didik yang mudah menyulut kemarahan pendidik. Tetapi, pendidik yang telah memiliki stabilitas emosi, ia akan tetap sabar dan arif dalam menghadapi segala gangguan dan rintangan tersebut.karena mereka berfikir mendidik adalah salah satu bentuk ibadah dan mulialah ia yang dengan sabar menuntun peserta didik dengan sebaik-baiknyaSegala sikap dan sifat yang berhubungan dengan sikap kesabaran pendidikdalam memberikan ilmu tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian peserta didik kelak sebagaimana yang diharapkan dalam tujuan pendidikan.
Sikap tawadhu (rendah hati) penting bagi para pendidik, dimana seorang pendidik yang dapat menghargai para peserta didiknya tanpa membedakan satu dengan yang lainnya ,tidak merasa lebih hebat dari pada orang lain Seorang ilmuwan tidak sepatutnya bersifat takabur dengan ilmun yang dimilikinya, sebab ilmunya tidaklah seberapa, apalagi jika dibandingkan dengan keluasan ilmu Allah. dan dalam hal mengajar tidak bersikap menggurui atau menuntut dan membantah setiap pendapat yang diajukan peserta didik dalam proses pembelajaran.bersikap kasih sayang kepada peserta didik, serta merasa bahwa diri nya tidak ada yang sempurna, semua serba kurang dan tidak mungkin hidup sendiri-sendiri tanpa bekerja sama dengan selainnya dengan demikian peserta didik pun merasa nyaman dalam proses pembelajaran, dan dapat mengeluarkan pendapatnya saat proses pembelajarn berlangsung serta dapat belajar bersama sama. 

Keutamaan Tawadhu’
Sikap tawadhu’ akan menghasilkan buah yang luar biasa baik di dunia maupun di akhirat kelak. diantaranya adalah: 1). Allah akan meninggikan derajat orang yang tawadhu. 2). Meraih kesuksesan .
Sikap wara juga penting dalam proses pembelajaran dimana seorang pendidik harus menjaga hati dan menjaga diri dari subhat /segala godaan yang datang jelas atau tidak jelas datangnya saat proses pembelajaran berlangsung ,contoh :menjaga diri dari ghibah dengan pendidik lain, menjaga diri dari korupsi uang atau sogokan dalam proses pembelajaran . menjaga diri dengan tidak memberikan ilmu yang tidak baik atau tidak berguna bagi peserta didik .menjadikan peserta didik bersih dan tidak melakukan maksiat ,menjaga dan menasehati peserta didik dengan baik dan kasih sayang
KESIMPULAN
Sesungguhnya dalam menjalani hidup ini tidak hanya sekedar menjalani tapi dijalani dengan hati yang mulia agar tercipta kedamaian dan ketentraman hidup serta selamat dunia akhirat .begitu pentingnya sifat sabar,tawadhu dan wara yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa dan api neraka ,dapat diamalkan tidak hanya didalam kegiatan mendidik tetapi dalam kegiatan apapun . bahwa sesungguhnya orang yang tidak memiliki akhlak mulia ada termasuk orang-orang yang merugi.
Jangan lah kalian termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi, jadilah pendidik yang mulia yang tidak hanya memiliki kaya ilmu tetapi juga memiliki kaya hati dengan sifat sabar,tawadhu dan wara karena sesungguhnya Allah swt bersama orang-orang seperti mereka dan akan diangkat derajat mereka didunia maupun akhirat .

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ibn Faris Ibn Zakariyya Abu al-Husain, Maqayis al-Lughah, Beirut: Dar al-Fikr.
al-Turmudzi Abu Isa Muhammad Ibn Isa Ibn Saurah, Sunan al Turmudzi, Beirut: Dar al Fikr, 1994).
Zainul Bahri Media, Menembus Tirai KesendirianNya: Mengurai Maqamat dan Ahwal Dalam Tradisi Sufi, (Cet. I; Prenada Media: Jakarta), 2005.
Purwanto, Edi, Safuwoh, Siti, 2008. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP JILID 3 Jakarta: Piranti
Al- Wara Imam Ahmad bin Hambal & Imam Ibnu Abi Dunya, Taqiq: Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Hamud, Pustaka Azzam
syaikh salim bin ‘ al-hilali’,Syarah Riyadhush Shalihin,Akhlaq dan Nasehat
Al-Faqih Abu Laits Samarqandi, Tanbihul Ghafilin: Pembangun Jiwa Dan Moral Umat, Surabaya: Mutiara Ilmu
Irsyadul Ibad Ilasabilirrasyad, Petunjuk Kejalan Lurus, Surabaya: Darussaggaf P.P.Alawy
Sayid Abdullah bin Alwi Alhaddad, Risalatul Mu’awanah: Menuju Esensi Makrifatullah, Surabaya: Mutiara Ilmu
Alawiyah tutty, akhlak dam al-qur’an
Nur’aeni,dini amaliah, profesi kependidikan
Sudi lestari,dini amaliah,ani interdiana,nur amega,strategi belajar dan pembelajar
Nur aeni,M nurjaman,pengantar pendidikan
www.google.com

nb:
tugas ini pernah di persentasikan oleh sahabat saya; Citra Maulida Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI.
 

Kirim Komentar

Name

Email *

Message *

Total Pageviews