Geliat
pagi kini menebarkan tajinya. Merampas keindahan mimpi panjangku. Ku terbangun
saat cercahan sinar itu, menyelinap di ruang-ruang jendelaku. Tertatap olehku
ada keindahan yang tercipta saat embun mengalah untuk sang fajar. Dan kini,
embun telah menitihkan raganya. Akupun beranjak dari istina lelapku. Saat ku
melangkah terdengar suara yang memecah keheningan
“Nanda bangun, cepatan kamu ke sawah” ujar ibuku.
“ia ma, bentar ini juga masih pagi udah teriak aja” sahutku sedikit kesal
“Nanda bangun, cepatan kamu ke sawah” ujar ibuku.
“ia ma, bentar ini juga masih pagi udah teriak aja” sahutku sedikit kesal
“kalau mama ngomong pelan, mana mungkin
kamu nyahut udah berangkat sana – orang tau ngomong gak usah banyak bantah’’
teriakan mama kembali terdengar.
“ia ma, ia” sahutku
Ku langsung beranjak ke sawah, rasanya tak kuat mendengar teriakan mama yang seakan mencabik kupingku. Hari ini, tiada yang berbeda. Satupun.
“ia ma, ia” sahutku
Ku langsung beranjak ke sawah, rasanya tak kuat mendengar teriakan mama yang seakan mencabik kupingku. Hari ini, tiada yang berbeda. Satupun.
Kejenuhan mulai kurasakan, hari berganti hari, senja
hadir dan menghilang tak jua memberi warna di hidupku. Renungan hidup tiba-tiba
saja menggeliat di benakku. Seolah ku menjadi ilmuwan mengamati setiap titik kehidupan.
Rasanya ku ingin berontak. Tetapi anak petani terkadang tidak mempunyai banyak
pilihan. Dan sabar adalah pilihan yang paling tepat. Saat dalam keheningan
lamunanku tiba-tiba handpone usangku berdering. Dalam bayanganku ini pasti mama
yang menelpon di Nokiaku
dan aku harus siap dengan kesabaran yang luar biasa. Kugapai telpon yang lama
mengganggu lamunanku
“ hallo , Asslamualaikum “ sapaku dengan nada datar.
“ hallo , Asslamualaikum “ sapaku dengan nada datar.
“ ia hallo, kamu apa kabar??? “
Sesaat ku terdiam, siapakah orang ini
yang begitu ramah.
“ Baik, ini sapa ya ?” tanya ku bingung.
“ kamu lupa ya, ini aku sarah teman
kamu”.
“sarah? Maaf saya rasa saya gak punya
teman yang namanya sarah”
ujarku serius.
“ha? Ini ardi
kan? “
“bukan ,aku Radit
sepertinya kamu salah sambung “
“o maaf yah ,saya salah nomor”
“ia gak apa-apa,salam kenal aja”
“ia salam kenal, udah dulu ya” sahutnya
sembari menutup telpon.
Beberapa saat aku masih terjaga dalam
tanya yang teramat banyak. Siapa wanita yang mempunyai suara indah itu, dan
secanti apa paranya. Tanya itu terus mengusik lamunanku. Tetapi ku berusaha
untuk melupakannya dan menganggap itu hanya panggilan biasa.
Hari
kini berganti lagi. Begitu cepat seakan nampak matahari itu seperti mengamuk
dan berlari dari timur ke barat. Astaga aku mulai muak dengan kehidupanku, aku
merasa sangat asing di desa ini. Semua orang tertawa dengan bahagianya dan
menangis dengan lukanya tanpa menjamah padaku. Tak taukah mereka aku ingin
mendengar dan menjadi dewasa. Tapi itu menjadi semakin sulit saat semua orang
menjauhiku. Terkadang aku merasa enggan untuk bernyanyi lagu cinta, karena
tidak ada cinta yang pernah ku miliki dan mungkin juga keluargaku. Dan kini
kejenuhanku telah mencapai titik tertingginya. Entah bagaimana tiba-tiba saja
pikiran ku mulain mengingat wanita salah sambung kemarin. Ya, wanita pertama
selain keluarga yang menelpon padaku. Ku lihat kembali handpone usangku sembari
melihat nomor wanita salah sambung itu. Lalu, ku beranikan diri untuk
menelponnya walaupun sebenarnya aku takut.
“ hallo” suara sarah langsung menyambar dengan cepat.
“ hallo” suara sarah langsung menyambar dengan cepat.
“ia hallo juga” ujarku sedikit gugup
“ini siapa ya” tanya sarah
bingung,mungin dia tidak menyimpan nomor saya.
“ini aku radit,
maaf aku ganggu kamu ya”
“ooo radit, maaf tadi ku kira siapa, gak
ganggu kok malah ku senang kamu -nelpon lagi malas bangat di rumah”
“ha benaran kamu senang aku telepon”
tanya saya serius, jujur aja pernyataan
sarah bikin saya berbunga-bunga, untuk pertama kali ada wanita yang senang saya
telepon ya meskipun wajahnya saja tidak pernah tertanggakap oleh lensa mata
ini.
“ia benaran, ngomong-ngomong kamu orang
mana? Terus sekolah dimana?” untaian itu keluar dari mulut sarah, seakan ada
banyak tanya di benaknya.
“ aku orang di desa ngali, aku di SMAN 1 BELO ,cuman sekarang lagi libur -panjang soalnya selesai UN” jawabku semangat.
“ aku orang di desa ngali, aku di SMAN 1 BELO ,cuman sekarang lagi libur -panjang soalnya selesai UN” jawabku semangat.
“ha? Benaran ,aku juga orang ngali dan
aku juga sekolah disitu cuman baru masuk, wah kapan-kapan bolehlah kita
ketemuan”.
Ucapan sarah benar-benar membuatku
terkejut, dia wanita yang sangat ramah. Bagaimana tidak, dia mau mengajak saya
ketemuan dan saya rasa tidak boleh melepaskan kesempatan untuk mendapatkan
pacar pertama.
“ia boleh, bagimana kalau kita ketemuan
nanti sore di dekat bukit tewe?” Ujarku memberi saran.
“ o,ia boleh ,ntar jam 5 sore kita
ketemuan disana ya, ya udah ku mandi dulu sampai jumpa ntar sore” tutur sarah
mengakhiri percakapan.
“ ia ,sampai jumpa juga” ucap ku sembari
tersenyum sangat bahagia.
Hariku
kini menadadak berubah menjadi berbunga. Kesepian, kebencian , seolah semuanya
hilang terenggut . Tak hentinya ku membayangkan sosok wanita yang membuatku
seakan merasakan gejolak rasa yang aneh. Rasa yang tak pernah ku rasakan
sebelumnya. Apakah ini cinta? Tanya itu seolah menjadi kata yang paling hadir
untuk mengusik roma. Ku tatap langit
biru yang di hiasi awan –awan putih nan elok, gunung-gunug yang berkawan dengan
begitu banyak daunan hijau dan semuanya menyatu atas nama keindahan. Desa ini
seakan berubah menjadi indah, mungkin berlebihan tapi ini ketulusan hati.
Benih-benih cinta dari gadis salah sambung itu seakan mengubah hidupku yang
usang tanpa goresan warna. Sarah seperti kepingan puzle saya yang hilang dan
kembali untuk melengkapi keutuhan hidupku. Rasanya tak sabar memutar waktu dan
menarik sang fajar untuk beranjak kebarat dengan cepat. Ya, aku ingin segera menjumpai
gadis yang mengalihkan duniaku.
Tak
terasa, waktu kini mengabulkan inginku. Senja kini menyapa, dan artinya ku akan
menjumpai gadis salah sambung itu. Ku kenakan semua pakaian terbaik ku. Walau
mungkin bagi mereka ini pakaian yang sangat biasa. Ku ayunkan langkahku
beranjak menuju bukit tewe. Langkah ku terasa begitu sangat ringan. Seakan ada
dorongon cinta yang mengayun kaki untuk melangkah penuh ketulusan. Sampailah
aku di bukit tewe. Serasa di sambar petir yang di dahsyat, ku terkejut melihat
gadis yang melambaikan tangan ke arahku. Gadis yang sangat cantik, nampak
sempurna dengan balutan jilbab merahnya yang bermekaran. Mungkinkah itu sarah,
tanya itu terus mengganggu ku. Ku dekati wanita itu dan memberikan sapaan
hangat.
“hi, kamu sarah ya?” tanya ku gugup.
“ia aku sarah,
kamu radit
kan?”
“ia ,aku radit
kok kamu gak kaget lihat saya, kan kita baru pertama ketemuan” tanyaku bingung
melihat wajah sarah yang terkesan tidak terkejut melihatku.
“hm,sebenarnya ku dah lama cari tau
tentang kak radit,
dan kemarin sebenarnya aku pura-pura gak kenal pas telpon kakak, padahal aku
memang sengaja nelpon kaka”.
Aku benar-benar terhentak dengan ucapan sarah.
Apakah benar di telah memperhatikan ku sangat lama, ataukah dia mencitaiku.
Hampir 5 menit ku mengatur nafas yang seolah menjadi sangat tak beraturan.
“kamu serius, kenapa kamu melakukan
itu?” hanya kata itu yang mampu ku ucapkan.
“ia kak aku serius, jangan marah ya kak,
habisnya aku bingung gimana buat dekatin kaka, karena terlau cuek” tutur sarah
sambil menatapku tajam
“ kamu suka ama
kaka? “ tanyaku gugup
“ ia kak , tapi kalau kaka gak suka ama
aku gak apa-apak kan kita bisa jadi teman”.
“gak-gak aku juga sukas ama kamu”.
Serobot ku memotong keraguan sarah.
“benaran kak, jadi mulai sekaran kita
pacaran ya kak” ujar sarah sumbringah
“ia, kita
pacaran” jawabku dengan penuh kehangatan. Tiada
pernah ku menyangka, panggilan salah sambung itu ternyata cintaku yang lama ku
nantikan. Aku kini tak menjadi lelaki jaim yang selalu bersikap tak membutuhkan
cinta. Terimakasih tuhan kau telah mengirimkan bidadari anggun ini dihidupku.
Dan tuhan biarkan aku mencintainya tanpa menduakan cintaku padamu. Ujarku saat
aku dan sarah
duduk bersama dalam balutan cinta di bukit tewe.
Cerpen Cinta salah sambung ini merupakan sebuah karya garapan teman sekost admin yang bernama Muhammad Yamin sebelum mempublikasikan tulisan ini admin terlebih dahulu minta izin kepada penulis. selamat membaca.