By; Admin
Hai
teman-teman, sobatku sekalian yang selalu sayangi dan hargai, sampai hari ini
di antara kalian ada gak yang merasa malu dengan keadaan orang tuamu yang
mungkin saja selalu membuat kalian gak enak di depan orang banyak?
Naudzubillah, jangan sampai ya …. ?
Ane punya
cerita buat agan-agan nich, kisah ini ane ambil dari
sebuah status renungan untuk kita semua dari sebuah akun facebook yang bernama rabiatul adawiyah, mau tau
ceritanya???yuk kite kemoonn baca bareng-bareng...…
Konon di
jepang ada sebuah tradisi unik dari masyarakat yaitu tradisi membuang orang tua
yang sudah tua ke dalam hutan. Umumnya mereka(ortu) yang di buang itu adalah
orang tua yang sudah tidak berdaya lagi (renta). Alasan pembuangan orang tua
ini adalah untuk tidak memberatkan kehidupan ank-anaknya.
Pada suatu
hari, ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya kedalam hutan. Karena
waktu itu ibunya sudah lumpuh, tua renta tak berdaya dan pikun. Dengan bergegas
si pemuda ini menyususri hutan belantara sambil menggendong ibunya. Si ibu yang
keliatan tak berdaya, hanya bisa menggapai setiap ranting-ranting pepohonan
yang ia lewati sepanjang perjalanan ketika di gendong anaknya, sambil mematahkan dan menaburkannya(dedaunan).
Beberapa
lama kemudian di suatu hutan yang sangat lebat sekali, sianak menurunkan ibunya
dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata
dia tidak menyangka melakukan hal sekonyol itu, ia tega melakukan perbuatan
tersebut kepada abu kandungnya sendiri. Dalam suasana keharuan anaknya melihat
ibunya yang selalu menampakkan raut muka yang tegar dan senyumnya, dia berkata
“ anakku, ibu sangat menyanyangi kamu, sejak kamu kecil sampai dewasa seperti
ini, ibu selalu merawat kamu dengan segenap cinta yang ibu miliki bahkan sampai
hari ini, detik ini, rasa sayangku tidak pernah berkurang dan padam sedikitpun.
Tadi
sepanjang jalan, ibu sengaja mematahkan ranting –ranting kecil pepohonan yang
kita lewati sebagai tanda(petunjuk) arah kamu kembali ke rumah agar kamu juga
tidak tersesat dan selamet sampai tujuan.
Setelah
mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis tersedu-sedu dengan sangat
keras. Kemudian langsung memeluk ibunya dan membawanya kembali kerumah. Pemuda
tersebut akhirnya merawat ibunya dengan sangat perhatian sampai ibunya
meninggal.
Perlu di
inget “orang tua” bukan barabg rongsokan yang setiap saat bisa saja di buang
atau di abaikan setelah terlihat tidak berdaya, karena pada saat engaku sukses
/ dalam keadaan susah, hanya orang tualah yang selalu mengerti kita dan
batinnya akan menderita jika kita susah, “orang tua” kita tidak pernah meninggalkan
kita meskipun kita pernah kurang ajar kepada orang tua. Meskipun kita pernah
kurang ajar kepada orang tua namun orang tua kita akan tetap mengasihi kita. (fz)
0 komentar:
Post a Comment