LATAR BELAKANG
Manusia
identik dengan keindahan saling membutuhkan. Mengapa demikian? Karena
manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan pasangan. Menurut Aristoteles
manusia disebut sebagai Zoon Politicon,
artinya manusia selalu membutuhkan orang lain
Menururt
aliran Psikonalisis, manusia disebut sebagai Homo Valens (manusia berkeinginan),
artinya dengan
keinginannya manusia selalu membutuhkan keindahan, dan kesenian.
Melihat
berbagai fakta, ada beberapa faktor penyebab manusia dikatakan sebagai makhluk
paling sempurna. Pertama, manusia memiliki akal pikiran, manusia memiliki budi
pekerti, keinginan dihargai, dicintai, dan dimengerti.
Manusia juga pada umumnya
senang terhadap sesuatu yang indah, baik terhadap keindahan alam
maupun keindahan seni. Keindahan alam merupakan keharmonisan yang
menakjubkan dari hukum-hukum alam, sedangkan keindahan seni
merupakan buatan atau yang lebih dikenal dengan h asil cipta
manusia yang berasal dari cipta, rasa, dan karsa.
PEMBAHASAN
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni
indah, pemandangan dari
alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah,
mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, ta13nan, perabot
rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah
identik dengan kebenaran. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah
suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara
benda itu dengan si pengamat.
Menurut The Liang Gie dalam
bukunya “G,a-ris Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris
keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”,
Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”.
Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai
bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis
“bellum”.
Pengertian keidahan
menurut para ahli:
Sulzer, Kendahan itu adalah
sesuatu yang baik, jika sesuatu itu belum baik, maka ciptaan itu
belum indah.
Humo ( inggris), Keindahan itu merupakan sesuatu
yang dapat mendatangkan kesenangan.
Emmanuel Kant, Menurutnya pengertian
keindahan itu dilihat dari 2 aspek, pertama keindahan yang subjektif
(yaitu keindahan yang tanpa direnungkan dan tanpa sangkut paut
dengan kegunaan praktis, akan tetapi mendatangkan rasa senang terhadap si
penghayat) dan kedua keindahan yang objektif(keindahan yang
mengandung keserasian terhadap apa yang dikandungnya).
Selain itu keindahan juga
memiliki pengertian lain :
Keindahan Dalam
Arti Luas.
Menurut The Liang Gie
bahwa keindahan dalam arti luas mengandung makna ide kebaikan. Misalnya
Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan, Jadi
pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
·
keindahan seni
·
keindahan alam
·
keindahan moral
·
keindahan intelektual.
Keindahan Dalam
Arti Sempit (yang ber hubungan dengan penglihatan).
Keindahan dalam arti sempit
memiliki makna yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut
benda-benda
yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan ckebalikan dari garis, warna,
bentuk, nada, dan kata-kata.
Keindahan Dalam
Makna Teori Renungan
Renungan
berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.Biasanya manusia
akan merenung apabila ada sesuatu atau musibah yang terjadi. Dalam merenung
untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain :
a) Teori Pengungkapan
Dalil
dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni
adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian
dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya
seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto
Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa
Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau
antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah
pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang
diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan
gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud
sebagai gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata.
Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran
angan-angan.
b) Teori Metafisik
Teori
semi yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni
berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik
filsafat, konsepsi keindahan dan teori seni, pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi.
Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan
cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia
hanyalah merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato
mengemukakan ide Keranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian
dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide
tertinggi keranjangan itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan
menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu
tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan.
Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik
yang ideal menurut Plato.
c) Teori Psikologis
Teori-teori
metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan
konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak
memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam
abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam
pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya
berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Suatu teori
lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick
Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903).
Nilai Estetik
Keindahan
Menurut teori umum tentang
nilai, The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dianggap sebagai salah satu
jenis nilai, seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan
sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup
dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” dijelaskan bahwa
nilai adalah kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat
memuaskan keinginan manusia atau sifat dari suatu benda yang
menarik minat seseorang atau suatu kelompok.
Nilai Ekstrinsik
Keindahan
Nilai ekstrinsik adalah sifat
baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (
nilai bersifat sebagai alat atau membantu), contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa,
diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
Nilai Intrinsik
Keindahan
Nilai intrinsik adalah sifat
baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi
kepentingan benda itu sendiri. Contohnya pesan puisi
yang disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu sendiri.
Alasan Manusia
Mencipta Keindahan
Keindahan itu pada
dasarnya
adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu mengandung artinya
wajar, tidak berlebihan
tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang
sebenarnya justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih cantik dari
warna aslinya”. Bila ada pemain drama yang berlebih-lebihan, misalnya marah dengan
meluap-luap padahal kesalahan kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak
berharga kemudian menangis meraung-raung itu berarti tidak alamiah.
Maka
keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek dan
sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam
semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu
kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Hubungan manusia
dan keindahan
Manusia memiliki 5 komponen yang secara otomatis
dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Kelima komponen tersebut adalah
nafsu, akal, hati, ruh, dan rahasia ilahi, Dengan modal yang telah
diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak
dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal,
manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk
dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan
kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan
tujuan dari suatu
penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan
salah satu indikator dari keindahan. Akal
dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain, Oleh akal dan budi manusia
memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan
“kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang
berbeda, kehendak
atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak
atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai dengan sifat kehidupan
yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau keinginan
manusia itu pun bersifat demikian, jumlahnya
tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya satu hal sudah pasti yakni
untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan yang memuaskan hatinya.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati
setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka
“keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia karena dengan keindahan tu itu
manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu
perasaan “kemanusiaannya” tidak terganggu.
Dengan adanya
keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong
hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal
agar bisa terealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya
kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat
merasakan adanya keindahan oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas
esthetis.
Selain
itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan
pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu
unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup,
jadi dia sangat memerlukan estetika ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Mustopo,
M Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar (
Kumpulan Essay - Manusia Dan Budaya), Usaha Nasional, Surabaya .
http://akudisinidwi.wordpress.com/2010/04/22/manusia-dan-keindahan/ia
dan keindahan19,59 wib.16102011
0 komentar:
Post a Comment